TATA EJAAN DAN PILIHAN KATA
TATA EJAAN
Ejaan ≠ Mengeja
Ejaan ≠ Mengeja
Ejaan :
Seperangkat aturan/kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya
Seperangkat aturan/kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya
dalam suatu bahasa .
Mengeja :
kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata.
kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata.
Ejaan > rambu-rambu yang harus dipatuhi
Mengeja > pelafalan sesuai rambu yang ditentukan
Mengeja > pelafalan sesuai rambu yang ditentukan
Sejarah ejaan dalam bahasa Indonesia
Ejaan Van Ophuijsen (1901 – 1947)
Seorang guru besar Belanda & pemerhati bahasa Indonesia
Seorang guru besar Belanda & pemerhati bahasa Indonesia
Ejaan Republik (ejaan Suwandi) (1947 – 1972)
Menteri PP dan K RI saat itu
Menteri PP dan K RI saat itu
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) (16 Agt. 1972 – sekarang)
Ruang Lingkup EYD
1. Pemakaian huruf
2. Penulisan huruf
3. Penulisan kata
4. Penulisan unsur serapan
5. Pemakaian tanda baca (pungtuasi)
2. Penulisan huruf
3. Penulisan kata
4. Penulisan unsur serapan
5. Pemakaian tanda baca (pungtuasi)
Pemakaian Huruf
Membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa :
>Abjad
>Vokal
>Konsonan
>Pemenggalan
>Nama diri
Abjad (a,b, c,… z -- A, B, C, … Z)
Vokal (a, i, u, e, o -- A, I, U,E, O)
Diftong (gabungan dua vokal) {ai, au, oi} :
Diftong (gabungan dua vokal) {ai, au, oi} :
-menciptakan bunyi yang berbeda dengan lafal aslinya.
Konsonan (b, c, d, … -- B, C, D,…)
Diagraf (gabungan konsonan) > kh, ng, ny, sy
Diagraf (gabungan konsonan) > kh, ng, ny, sy
Pemenggalan
1. Pemenggalan kata dasar
a. Jika di tengah kata ada dua huruf vokal berurutan
contoh: di-a, do-a, ta-at
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan
contoh: ta-bu, ka-wan, ca-tur
c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan berurutan
contoh: ap-ril, swas-ta, han-dal
d. Jika di tengah kata ada tiga atau lebih huruf konsonan
contoh: ab-sor-bsi, kon-klu-si, in-struk-si
1. Pemenggalan kata dasar
a. Jika di tengah kata ada dua huruf vokal berurutan
contoh: di-a, do-a, ta-at
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan
contoh: ta-bu, ka-wan, ca-tur
c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan berurutan
contoh: ap-ril, swas-ta, han-dal
d. Jika di tengah kata ada tiga atau lebih huruf konsonan
contoh: ab-sor-bsi, kon-klu-si, in-struk-si
2. Pemenggalan imbuhan
awalan dan akhiran, yang ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal:
contoh : ba-ca-lah
me-la-ri-kan
pra-sa-ra-na
awalan dan akhiran, yang ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal:
contoh : ba-ca-lah
me-la-ri-kan
pra-sa-ra-na
3. Pemenggalan kata gabungan
kata yang terdiri lebih dari satu unsur, dapat dipenggal:
contoh: bio-data atau bio-da-ta
intro-speksi atau in-tro-spek-si
kata yang terdiri lebih dari satu unsur, dapat dipenggal:
contoh: bio-data atau bio-da-ta
intro-speksi atau in-tro-spek-si
4. Pemenggalan khusus
kata yang mengandung sisipan (-el, -er, -em, -in), dapat dipenggal.
kata yang mengandung sisipan (-el, -er, -em, -in), dapat dipenggal.
Nama diri
Penulisan nama diri harus mengikuti EYD, kecuali ada pertimbangan khusus.
contoh:
1. Pemakaian biasa
Rumahnya di Jalan Pajajaran No. 5.
Ia berkantor di Jalan Budi Utomo.
2. Pemakaian dengan pertimbangan khusus
Ayahku dosen Universitas Padjadjaran Bandung
Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908
Penulisan nama diri harus mengikuti EYD, kecuali ada pertimbangan khusus.
contoh:
1. Pemakaian biasa
Rumahnya di Jalan Pajajaran No. 5.
Ia berkantor di Jalan Budi Utomo.
2. Pemakaian dengan pertimbangan khusus
Ayahku dosen Universitas Padjadjaran Bandung
Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908
Untuk penulisan kata biasa bukan nama diri, untuk unsur kumia x ditulis seperti apa adanya, selain itu x diganti ks.
contoh:
1. Unsur kimia, ditulis apa adanya xenon (unsur kimia), Sinar x (istilah ilmu pengetahuan) x1, x2, x-
contoh:
1. Unsur kimia, ditulis apa adanya xenon (unsur kimia), Sinar x (istilah ilmu pengetahuan) x1, x2, x-
(istilah dalam matematika), satuan volt, watt
2. Kata-kata biasa bukan nama diri export ditulis ekspor, extra ditulis ekstra, complex ditulis kompleks,
2. Kata-kata biasa bukan nama diri export ditulis ekspor, extra ditulis ekstra, complex ditulis kompleks,
taxi ditulis taksi
Penulisan Huruf
Huruf Kapital
1. Dipakai untuk huruf pertama awal kalimat
2. Dipakai untuk huruf pertama petikan langsung
3. Dipakai untuk huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan Tuhan (Yang Mahakuasa, Quran,
1. Dipakai untuk huruf pertama awal kalimat
2. Dipakai untuk huruf pertama petikan langsung
3. Dipakai untuk huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan Tuhan (Yang Mahakuasa, Quran,
Weda, hamba-Mu,..)
4. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama
4. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama
(Raden …, Haji …,Nabi…, dll.)
5. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang/pengganti nama
5. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang/pengganti nama
orang/instansi/nama tempat (Presiden Yudoyono, Menteri Pertanian, Gubernur Bali)
6. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama orang (Budi Luhur)
7. Dipakai untuk huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa (Melayu, Tionghoa,..)
Contoh: ….suku Bugis, …bahasa Jepang
keInggris-Inggrisan, menJawakan bahasa Indonesia
7. Dipakai untuk huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa (Melayu, Tionghoa,..)
Contoh: ….suku Bugis, …bahasa Jepang
keInggris-Inggrisan, menJawakan bahasa Indonesia
8. Dipakai untuk huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah
9. Dipakai untuk huruf pertama nama khas dalam geografi (Teluk Bayur, Gunung Semeru, Danau Toba, dll)
10. Dipakai untuk huruf pertama semua unsur nama negara, badan/lembaga pemerintahan,
9. Dipakai untuk huruf pertama nama khas dalam geografi (Teluk Bayur, Gunung Semeru, Danau Toba, dll)
10. Dipakai untuk huruf pertama semua unsur nama negara, badan/lembaga pemerintahan,
ketatanegaraan,serta nama dokumen resmi (Undang-Undang Dasar 1945, Departemen Agama RI, dll)
Contoh:
Contoh:
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia menurut undang-undang, perbuatan itu
melanggar hukum
11. Dipakai untuk huruf pertama unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan/lembaga
(Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial)
12. Dipakai untuk huruf pertama semua kata nama buku, majalah,surat kabar dan judul karangan.
13. Dipakai untuk huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan (Bapak, Ibu, Paman, Kakak, dll.)
Contoh: Ibu-ibu mengunjungi Ibu Febiola
14. Dipakai untuk huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, sapaan (Jend., Sdr., M.M., dll.)
15. Dipakai untuk huruf pertama kata ganti anda
12. Dipakai untuk huruf pertama semua kata nama buku, majalah,surat kabar dan judul karangan.
13. Dipakai untuk huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan (Bapak, Ibu, Paman, Kakak, dll.)
Contoh: Ibu-ibu mengunjungi Ibu Febiola
14. Dipakai untuk huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, sapaan (Jend., Sdr., M.M., dll.)
15. Dipakai untuk huruf pertama kata ganti anda
Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar yang dikutip
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar yang dikutip
dalam karangan.( majalah Prisma, tabloid Nova)
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan.(dia muka menipu tapi ditipu)
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk kata nama ilmiah atau ungkapan asing (nama ilmiah padi adalah
oriza sativa)
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan.(dia muka menipu tapi ditipu)
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk kata nama ilmiah atau ungkapan asing (nama ilmiah padi adalah
oriza sativa)
Kata Dasar
Ditulis sebagai satu kesatuan
Misal:
Buku itu sudah saya baca
Kalimat di atas dibentuk dari 5 kata dasar
Ditulis sebagai satu kesatuan
Misal:
Buku itu sudah saya baca
Kalimat di atas dibentuk dari 5 kata dasar
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya
Misal: -ketetapan
-sentuhan
-mempertanyakan
2. Kata dasar berupa gabungan kata, awalan/akhiran ditulis serangkai dengan kata dasar
Misal: -diberi tahu
-bertanda tangan
-beri tahukan
3. Kata dasar berupa gabungan kata, awalan dan akhiran sekaligus, ditulis serangkai dengan kata dasar
Misal: -memberitahukan
-ditandatangani
-melipatgandakan
Bentuk Ulang
Ditulis secara lengkap dengan mengunakan tanda hubung
Misal: -anak-anak
-berjalan-jalan
-porak-poranda
Gabungan Kata
1. Gabungan kata (kata majemuk), unsurunsurnya ditulis terpisah.
2. Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah pengertian, ditulis dengan tanda hubung.
3. Gabungan kata yang hubungannya sangat padu, ditulis serangkai (tidak dirasakan sbg dua kata)
4. Salah satu unsur gabungan kata dipakai dalam kombinasi, ditulis serangkai (tidak dirasakan sbg dua
kata)
Kata Ganti ku, kau, mu, nya
Kata ganti ku dan kau (dari aku dan engkau) ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya
Kata ganti ku dan kau (dari aku dan engkau) ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya
Kata Depan di, ke, dari
Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali dalam gabungan kata yang
Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali dalam gabungan kata yang
dianggap sbg satu kata
Misal:
di sini di mana di rumah
ke luar ke dalam ke depan
kepada daripada kemari
Dia berasal dari keluarga terpelajar
Catatan: di sbg awalan ≠ di sbg kata depan
Misal:
di sini di mana di rumah
ke luar ke dalam ke depan
kepada daripada kemari
Dia berasal dari keluarga terpelajar
Catatan: di sbg awalan ≠ di sbg kata depan
Kata Sambung si, sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Partikel
a. Partikel lah dan kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya
Misal: -pergilah …….
-siapakah ……
b. Partikel per yang berarti demi atau tiap ditulis terpisah dengan kata yang mendahului atau mengikutinya
Misal: - ….. masuk ruang satu per satu….
-….. Rp 10.000 per meter ….
a. Partikel lah dan kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya
Misal: -pergilah …….
-siapakah ……
b. Partikel per yang berarti demi atau tiap ditulis terpisah dengan kata yang mendahului atau mengikutinya
Misal: - ….. masuk ruang satu per satu….
-….. Rp 10.000 per meter ….
c. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya
Misal: -Hendak tidur pun aku …….
-Satu kali pun dia belum pernah ….
Catatan:
Kelompok yang dianggap padu ditulis serangkai
Misal: -Adapun sebab-sebab dari ….
Misal: -Hendak tidur pun aku …….
-Satu kali pun dia belum pernah ….
Catatan:
Kelompok yang dianggap padu ditulis serangkai
Misal: -Adapun sebab-sebab dari ….
-Bagaimanapun juga akan lebih …
Singkatan a. Menyingkat satu kata pakai satu titik
Misal: -nomor disingkat no.
-halaman disingkat hal.
b. Menyingkat dua kata pakai dua titik
Misal: -atas nama disingkat a.n.
-opere citato disingkat op.cit.
Catatan:
Singkatan nama dari huruf awal tanpa titik
Misal: -Perseroan Terbatas disingkat PT
-Amerika Serikat disingkat AS
Misal: -nomor disingkat no.
-halaman disingkat hal.
b. Menyingkat dua kata pakai dua titik
Misal: -atas nama disingkat a.n.
-opere citato disingkat op.cit.
Catatan:
Singkatan nama dari huruf awal tanpa titik
Misal: -Perseroan Terbatas disingkat PT
-Amerika Serikat disingkat AS
c. Menyingkat tiga kata atau lebih pakai satu titik
Misal: -dan kawan-kawan disingkat dkk.
Misal: -dan kawan-kawan disingkat dkk.
-yang akan datang disingkat yad.
Catatan:
Singkatan nama yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata ditulis tanpa titik
Misal: -BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
-BPS (Biro Pusat Statistik)
Catatan:
Singkatan nama yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata ditulis tanpa titik
Misal: -BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
-BPS (Biro Pusat Statistik)
d. Lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang tidak diikuti titik
Misal: -sentimeter disingkat cm
-kilovolt-ampere disingkat KVA
Misal: -sentimeter disingkat cm
-kilovolt-ampere disingkat KVA
Akronim
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata > ditulis semua
Misal:
-FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
-KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata > ditulis semua
Misal:
-FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
-KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf/suku kata dari deret kata > huruf awal ditulis dengan
huruf kapital
Misal:
-Kadin (Kamar Dagang dan Industri)
-Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
Misal:
-Kadin (Kamar Dagang dan Industri)
-Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf/suku kata/huruf dan suku kata dari deret
kata > semuanya ditulis dengan huruf kecil tanpa titik
Misal:
-radar (radio directing and ranging)
-rapim (rapat pimpinan)
-rudal (peluru kendali)
Misal:
-radar (radio directing and ranging)
-rapim (rapat pimpinan)
-rudal (peluru kendali)
Angka & Lambang Bilangan a. Dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor.
b. Digunakan untuk menyatakan:
- ukuran panjang, berat, isi (3 ons, 4 hektar)
- satuan waktu (pukul 15.30)
- nilai uang (500 Yen)
- kuantitas (jumlah)
b. Digunakan untuk menyatakan:
- ukuran panjang, berat, isi (3 ons, 4 hektar)
- satuan waktu (pukul 15.30)
- nilai uang (500 Yen)
- kuantitas (jumlah)
c. Dipakai untuk melambangkan nomor (jalan, rumah, apartemen, kamar pada alamat, dll.)
-Jalan Kedung Baruk 98 Surabaya
d. Digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat dalam kitab suci, Undang-Undang,
-Jalan Kedung Baruk 98 Surabaya
d. Digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat dalam kitab suci, Undang-Undang,
peraturan, dll.
-Bab X, Pasal 5, halaman 300
-Bab X, Pasal 5, halaman 300
Penulisan Unsur Serapan
- Unsur serapan diambil dari bahasa daerah dan bahasa asing
- Berdasar integritasnya, unsur serapan dibagi menjadi:
a. Belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia, pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Misal: -reshuffle
-shuttle cock
Misal: -reshuffle
-shuttle cock
b. Pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia
Misal:
haemoglobin menjadi hemoglobin
authentic menjadi autentik
colonel menjadi kolonel
central menjadi sentral
technique menjadi teknik
Misal:
haemoglobin menjadi hemoglobin
authentic menjadi autentik
colonel menjadi kolonel
central menjadi sentral
technique menjadi teknik
Pemakaian Tanda Baca
1. Tanda titik (.)
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (;)
4. Tanda titik dua (:)
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda pisah ( _ ) panjangnya dua kali tanda hubung
7. Tanda elipis ({…})
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (;)
4. Tanda titik dua (:)
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda pisah ( _ ) panjangnya dua kali tanda hubung
7. Tanda elipis ({…})
8. Tanda tanya (?)
9. Tanda seru (!)
10. Tanda kurung ((…))
11. Tanda kurung siku ((…))
12. Tanda petik (“…”)
13. Tanda petik tunggal ((‘…’))
14. Tanda garis miring (/)
15. Tanda penyingkat atau apostrop (‘)
9. Tanda seru (!)
10. Tanda kurung ((…))
11. Tanda kurung siku ((…))
12. Tanda petik (“…”)
13. Tanda petik tunggal ((‘…’))
14. Tanda garis miring (/)
15. Tanda penyingkat atau apostrop (‘)
PILIHAN KATA/DIKSI
DIKSI
-Penggunaan kata dalam berbagai kesempatan harus memperhitungkan ketepatan dan kesesuaiannya.
-Tepat > makna, logika, maksud
-Sesuai > konteks sosial
MENGAPA DIKSI DIPERLUKAN?
Pilihan kata yang tidak tepat dapat menyebabkan ketidakefektifan bahasa dan mengganggu kejelasan
informasi yang disampaikan.
Fungsi Diksi
-Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
-Membentuk gaya ekspresi yang tepat sehingga dapat diterima dengan tepat oleh pembaca.
-komunikasi berjalan baik
-Suasana tepat
-Mencegah perbedaan tafsiran
Syarat ketepatan pemilihan kata :
-makna Denotatif & Konotatif
-Kata Umum & Khusus
-Kata Konkret dan Abstrak
-Pemakaian kata penghubung berpasangan
Makna Denotatif & Konotatif
-Makna Denotatif :
Kata yang rujukannya tunggal atau makna kata yang sebenarnya, makna yang tidak memberikan
Kata yang rujukannya tunggal atau makna kata yang sebenarnya, makna yang tidak memberikan
peluang pada pembaca untuk memberikan makna tambahan.
Contoh:
-Wajahnya cantik > menunjukkan paras/rupa
-Adik menggambar segitiga > menunjukkan bentuk segitiga
Contoh:
-Wajahnya cantik > menunjukkan paras/rupa
-Adik menggambar segitiga > menunjukkan bentuk segitiga
-Makna Konotatif:
Makna yang mengandung asosiasi-asosiasi tambahan, makna yang tidak sebenarnya
Contoh :
- Gol yang cantik > bola yang menggelinding dan sangat susah untuk ditebak oleh kiper
- Wajah berbentuk segitiga > tidak runcing di ujung sisi-sisinya. Hanya jika ditarik garis
lurus akan terlihat seperti bentuk segitiga
Contoh :
- Gol yang cantik > bola yang menggelinding dan sangat susah untuk ditebak oleh kiper
- Wajah berbentuk segitiga > tidak runcing di ujung sisi-sisinya. Hanya jika ditarik garis
lurus akan terlihat seperti bentuk segitiga
Kata Umum & Khusus
-Kata umum/subordinat :
acuannya lebih luas
Contoh : Ikan > bermacam-macam jenis ikan
Contoh : Ikan > bermacam-macam jenis ikan
-Kata khusus/hiponim :
acuannya lebih khusus
Contoh : lele, tuna > nama jenis ikan
Contoh : lele, tuna > nama jenis ikan
-Semakin luas ruang lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin umum suatu kata, makin
terbuka kemungkinan salah dalam pemaknaannya.
terbuka kemungkinan salah dalam pemaknaannya.
Mis: berjalan pelan, lebih umum dibanding berjalan perlahan-lahan
Kata Konkret & Abstrak
-Kata konkret : kata yang mudah diserap pancaindra
Contoh: meja, rumah, air, cantik, hangat,wangi, suara
Contoh: meja, rumah, air, cantik, hangat,wangi, suara
-Kata Abstrak: Tidak mudah diserap pancaindra
Contoh: keinginan, angan-angan,perdamaian, kebahagiaan
Contoh: keinginan, angan-angan,perdamaian, kebahagiaan
Kata Penghubung Berpasangan
-antara …. dan …
-tidak …, tetapi …
-baik ….maupun …..
-bukan …, melainkan …..
Contoh :
-Jarak antara Surabaya dengan Sidoarjo hanya 27 km.
-Ia tidak memerlukan hadiah uang, melainkan barang
-Baik anak ataupun cucu semua datang di pesta itu.
-Bukan aku yang tidak mau, tetapi dia yang tidak suka
No comments:
Post a Comment