Thursday, October 18, 2012

Pertemuan2-TATA EJAAN DAN PILIHAN KATA

TATA EJAAN DAN PILIHAN KATA


TATA EJAAN

                                                            Ejaan ≠ Mengeja
Ejaan :
    Seperangkat aturan/kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya 
    dalam suatu bahasa .

Mengeja :
     kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata.
 
    Ejaan           > rambu-rambu yang harus dipatuhi
    Mengeja     > pelafalan sesuai rambu yang ditentukan


Sejarah ejaan dalam bahasa Indonesia 

   Ejaan Van Ophuijsen (1901 – 1947)
           Seorang guru besar Belanda & pemerhati bahasa Indonesia
    
   Ejaan Republik (ejaan Suwandi) (1947 – 1972)
           Menteri PP dan K RI saat itu
 
   Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) (16 Agt. 1972 – sekarang)


                                                     
                                                    Ruang Lingkup EYD
 
1. Pemakaian huruf
2. Penulisan huruf
3. Penulisan kata
4. Penulisan unsur serapan
5. Pemakaian tanda baca (pungtuasi)


                                                               Pemakaian Huruf 
  
Membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa :
                    >Abjad
                    >Vokal
                    >Konsonan
                    >Pemenggalan
                    >Nama diri

Abjad (a,b, c,… z -- A, B, C, … Z)
Vokal (a, i, u, e, o -- A, I, U,E, O)
Diftong (gabungan dua vokal)  {ai, au, oi} :
    -menciptakan bunyi yang berbeda dengan lafal aslinya.
Konsonan (b, c, d, … -- B, C, D,…)
Diagraf (gabungan konsonan) > kh, ng, ny, sy


Pemenggalan
1. Pemenggalan kata dasar
         a. Jika di tengah kata ada dua huruf vokal berurutan
                contoh: di-a, do-a, ta-at
         b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan
                contoh: ta-bu, ka-wan, ca-tur
         c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan berurutan
                contoh: ap-ril, swas-ta, han-dal
         d. Jika di tengah kata ada tiga atau lebih huruf konsonan
                contoh: ab-sor-bsi, kon-klu-si, in-struk-si
2. Pemenggalan imbuhan
         awalan dan akhiran, yang ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal:
                   contoh :  ba-ca-lah
                                 me-la-ri-kan
                                 pra-sa-ra-na
3. Pemenggalan kata gabungan
         kata yang terdiri lebih dari satu unsur, dapat dipenggal:
                  contoh: bio-data atau bio-da-ta
                              intro-speksi atau in-tro-spek-si
4. Pemenggalan khusus
        kata yang mengandung sisipan (-el, -er, -em, -in), dapat dipenggal.

Nama diri
Penulisan nama diri harus mengikuti EYD, kecuali ada pertimbangan khusus.
contoh:
1. Pemakaian biasa
      Rumahnya di Jalan Pajajaran No. 5.
      Ia berkantor di Jalan Budi Utomo.
2. Pemakaian dengan pertimbangan khusus
      Ayahku dosen Universitas Padjadjaran Bandung
      Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908

Untuk penulisan kata biasa bukan nama diri, untuk unsur kumia x ditulis seperti apa adanya, selain itu x diganti ks.
contoh:
    1. Unsur kimia, ditulis apa adanya xenon (unsur kimia), Sinar x (istilah ilmu pengetahuan) x1, x2, x- 
        (istilah dalam matematika), satuan volt, watt
   2. Kata-kata biasa bukan nama diri export ditulis ekspor, extra ditulis ekstra, complex ditulis kompleks, 
      taxi ditulis taksi


                                                          Penulisan Huruf

Huruf Kapital
1. Dipakai untuk huruf pertama awal kalimat
2. Dipakai untuk huruf pertama petikan langsung
3. Dipakai untuk huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan Tuhan (Yang Mahakuasa, Quran, 
    Weda, hamba-Mu,..)
4. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama
    (Raden …, Haji …,Nabi…, dll.)
5. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang/pengganti nama 
    orang/instansi/nama tempat (Presiden Yudoyono, Menteri Pertanian, Gubernur Bali)
6. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama orang (Budi Luhur)
7. Dipakai untuk huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa (Melayu, Tionghoa,..)
      Contoh: ….suku Bugis, …bahasa Jepang
                  keInggris-Inggrisan, menJawakan bahasa Indonesia
8. Dipakai untuk huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah
9. Dipakai untuk huruf pertama nama khas dalam geografi (Teluk Bayur, Gunung Semeru, Danau Toba, dll)
10. Dipakai untuk huruf pertama semua unsur nama negara, badan/lembaga pemerintahan, 
      ketatanegaraan,serta nama dokumen resmi (Undang-Undang Dasar 1945, Departemen Agama RI, dll)
      Contoh: 
          Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia menurut undang-undang, perbuatan itu 
          melanggar hukum
11. Dipakai untuk huruf pertama unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan/lembaga 
     (Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial)
12. Dipakai untuk huruf pertama semua kata nama buku, majalah,surat kabar dan judul karangan.
13. Dipakai untuk huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan (Bapak, Ibu, Paman, Kakak, dll.)
         Contoh: Ibu-ibu mengunjungi Ibu Febiola
14. Dipakai untuk huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, sapaan (Jend., Sdr., M.M., dll.)
15. Dipakai untuk huruf pertama kata ganti anda

Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar yang dikutip 
   dalam karangan.( majalah Prisma, tabloid Nova)
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan.(dia muka menipu tapi ditipu)
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk kata nama ilmiah atau ungkapan asing (nama ilmiah padi adalah
    oriza sativa)

Kata Dasar
Ditulis sebagai satu kesatuan
    Misal:
       Buku itu sudah saya baca
       Kalimat di atas dibentuk dari 5 kata dasar

Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya
        Misal: -ketetapan
                 -sentuhan
                 -mempertanyakan
2. Kata dasar berupa gabungan kata, awalan/akhiran ditulis serangkai dengan kata dasar
       Misal: -diberi tahu
                 -bertanda tangan
                 -beri tahukan
3. Kata dasar berupa gabungan kata, awalan dan akhiran sekaligus, ditulis serangkai dengan kata dasar
      Misal: -memberitahukan
                -ditandatangani
                -melipatgandakan

Bentuk Ulang
Ditulis secara lengkap dengan mengunakan tanda hubung
    Misal: -anak-anak
             -berjalan-jalan
             -porak-poranda

Gabungan Kata
   1. Gabungan kata (kata majemuk), unsurunsurnya ditulis terpisah.
   2. Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah pengertian, ditulis dengan tanda hubung.
   3. Gabungan kata yang hubungannya sangat padu, ditulis serangkai (tidak dirasakan sbg dua kata)
   4. Salah satu unsur gabungan kata dipakai dalam kombinasi, ditulis serangkai (tidak dirasakan sbg dua 
       kata)

Kata Ganti ku, kau, mu, nya
     Kata ganti ku dan kau (dari aku dan engkau) ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya

Kata Depan di, ke, dari
    Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali dalam gabungan kata yang 
    dianggap sbg satu kata
          Misal:
               di sini        di mana       di rumah
               ke luar      ke dalam     ke depan
               kepada     daripada      kemari
               Dia berasal dari keluarga terpelajar
Catatan: di sbg awalan ≠ di sbg kata depan

Kata Sambung si, sang     Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Partikel
     a. Partikel lah dan kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya
              Misal: -pergilah …….
                        -siapakah ……
     b. Partikel per yang berarti demi atau tiap ditulis terpisah dengan kata yang mendahului atau mengikutinya
             Misal: - ….. masuk ruang satu per satu….
                       -….. Rp 10.000 per meter ….
    c. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya
            Misal: -Hendak tidur pun aku …….
                      -Satu kali pun dia belum pernah ….
Catatan:
    Kelompok yang dianggap padu ditulis serangkai
        Misal: -Adapun sebab-sebab dari ….          
                  -Bagaimanapun juga akan lebih …

Singkatan    a. Menyingkat satu kata pakai satu titik
            Misal: -nomor disingkat no.
                      -halaman disingkat hal.
    b. Menyingkat dua kata pakai dua titik
           Misal: -atas nama disingkat a.n.
                    -opere citato disingkat op.cit.
                Catatan:
                     Singkatan nama dari huruf awal tanpa titik
                             Misal: -Perseroan Terbatas disingkat PT
                                      -Amerika Serikat disingkat AS
     c. Menyingkat tiga kata atau lebih pakai satu titik
            Misal: -dan kawan-kawan disingkat dkk.
                      -yang akan datang disingkat yad.
                 Catatan:
                       Singkatan nama yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata ditulis tanpa titik
                                Misal: -BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
                                          -BPS (Biro Pusat Statistik)
     d. Lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang tidak diikuti titik
             Misal: -sentimeter disingkat cm
                       -kilovolt-ampere disingkat KVA

Akronim
     a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata > ditulis semua
              Misal:
                  -FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
                  -KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)
     b. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf/suku kata dari deret kata > huruf awal ditulis dengan 
         huruf kapital
              Misal:
                   -Kadin (Kamar Dagang dan Industri)
                   -Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
      c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf/suku kata/huruf dan suku kata dari deret 
          kata > semuanya ditulis dengan huruf kecil tanpa titik
             Misal:
                  -radar (radio directing and ranging)
                  -rapim (rapat pimpinan)
                  -rudal (peluru kendali)

Angka & Lambang Bilangan        a. Dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor.
        b. Digunakan untuk menyatakan:
                  - ukuran panjang, berat, isi (3 ons, 4 hektar)
                  - satuan waktu (pukul 15.30)
                  - nilai uang (500 Yen)
                  - kuantitas (jumlah)
        c. Dipakai untuk melambangkan nomor (jalan, rumah, apartemen, kamar pada alamat, dll.)
                -Jalan Kedung Baruk 98 Surabaya
        d. Digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat dalam kitab suci, Undang-Undang, 
            peraturan, dll.
                 -Bab X, Pasal 5, halaman 300


                                       Penulisan Unsur Serapan

- Unsur serapan diambil dari bahasa daerah dan bahasa asing
- Berdasar integritasnya, unsur serapan dibagi menjadi:
         a. Belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia, pengucapannya masih mengikuti cara asing.
                       Misal: -reshuffle
                                 -shuttle cock
         b. Pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia
                      Misal:
                         haemoglobin       menjadi        hemoglobin
                         authentic             menjadi        autentik
                         colonel               menjadi        kolonel
                         central               menjadi         sentral
                         technique           menjadi          teknik


                                                           Pemakaian Tanda Baca

1. Tanda titik (.)
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (;)
4. Tanda titik dua (:)
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda pisah ( _ ) panjangnya dua kali tanda hubung
7. Tanda elipis ({…})
8. Tanda tanya (?)
9. Tanda seru (!)
10. Tanda kurung ((…))
11. Tanda kurung siku ((…))
12. Tanda petik (“…”)
13. Tanda petik tunggal ((‘…’))
14. Tanda garis miring (/)
15. Tanda penyingkat atau apostrop (‘)



                                                    PILIHAN KATA/DIKSI

DIKSI
   -Penggunaan kata dalam berbagai kesempatan harus memperhitungkan ketepatan dan kesesuaiannya.
   -Tepat > makna, logika, maksud
   -Sesuai > konteks sosial

MENGAPA DIKSI DIPERLUKAN?
       Pilihan kata yang tidak tepat dapat menyebabkan ketidakefektifan bahasa dan mengganggu kejelasan 
       informasi yang disampaikan.

Fungsi Diksi 
       -Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
       -Membentuk gaya ekspresi yang tepat sehingga dapat diterima dengan tepat oleh pembaca.
       -komunikasi berjalan baik
       -Suasana tepat
       -Mencegah perbedaan tafsiran

Syarat ketepatan pemilihan kata :
       -makna Denotatif & Konotatif
       -Kata Umum & Khusus
       -Kata Konkret dan Abstrak
       -Pemakaian kata penghubung berpasangan

Makna Denotatif & Konotatif 
       -Makna Denotatif :
              Kata yang rujukannya tunggal atau makna kata yang sebenarnya, makna yang tidak memberikan 
              peluang pada pembaca untuk memberikan makna tambahan.
                 Contoh:
                       -Wajahnya cantik  >  menunjukkan paras/rupa
                       -Adik menggambar segitiga  >  menunjukkan bentuk segitiga
        -Makna Konotatif:
              Makna yang mengandung asosiasi-asosiasi tambahan, makna yang tidak sebenarnya
                   Contoh :
                        - Gol yang cantik > bola yang menggelinding dan sangat susah untuk ditebak oleh kiper
                        - Wajah berbentuk segitiga > tidak runcing di ujung sisi-sisinya. Hanya jika ditarik garis
                            lurus akan terlihat seperti bentuk segitiga

Kata Umum & Khusus 
       -Kata umum/subordinat :
             acuannya lebih luas
                 Contoh : Ikan > bermacam-macam jenis ikan
       -Kata khusus/hiponim : 
             acuannya lebih khusus
                Contoh : lele, tuna > nama jenis ikan
        -Semakin luas ruang lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin umum suatu kata, makin
          terbuka kemungkinan salah dalam pemaknaannya.
                   Mis: berjalan pelan, lebih umum dibanding berjalan perlahan-lahan

Kata Konkret & Abstrak 
        -Kata konkret : kata yang mudah diserap pancaindra
                  Contoh: meja, rumah, air, cantik, hangat,wangi, suara
        -Kata Abstrak: Tidak mudah diserap pancaindra
                 Contoh: keinginan, angan-angan,perdamaian, kebahagiaan

Kata Penghubung Berpasangan 
           -antara …. dan …
           -tidak …, tetapi …
           -baik ….maupun …..
           -bukan …, melainkan …..
 Contoh :
        -Jarak antara Surabaya dengan Sidoarjo hanya 27 km.
        -Ia tidak memerlukan hadiah uang, melainkan barang
        -Baik anak ataupun cucu semua datang di pesta itu.
        -Bukan aku yang tidak mau, tetapi dia yang tidak suka

No comments:

Post a Comment